Gambar Sampul Bahasa Indonesia · e_Bab 5 Berpikir Kreatif
Bahasa Indonesia · e_Bab 5 Berpikir Kreatif
GunawanBudiSantoso

24/08/2021 13:00:12

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

57

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

V

Berpikir Kreatif

Perhatikan gambar berikut ini!

Dokumen Penerbit

Semua orang mampu berpikir. Namun, tidak semua orang bisa

menghasilkan pemikiran yang kreatif. Sulitkah berpikir kreatif? Mungkin tidak

sulit bagi sebagian orang. Namun yang pasti, Anda perlu membiasakan diri

untuk selalu memikirkan sesuatu yang baru. Lama-lama pasti Anda terbiasa

menghasilkan kreativitas dengan berpikir kreatif.

58

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Anda akan menemukan pokok-pokok isi khotbah yang didengarkan.

Untuk memahami isi khotbah,

Anda dapat melakukan langkah-

langkah berikut ini.

1. Mendengarkan khotbah

dengan saksama.

2. Mencatat isi khotbah.

a. Pembukaan

1) Ucapan puji syukur

2) Ucapan terima kasih

3) Tujuan

b. Isi

1) Latar belakang materi

atau permasalahan

2) Uraian materi pokok

c. Penutup

1) Kesimpulan

2) Harapan-harapan

3) Permohonan maaf

4) Permohonan doa restu

Menemukan Pokok-Pokok Isi Khotbah

Menulis sebuah proposal kegiatan merupakan sarana pelatihan

dalam penulisan kreatif. Anda harus mampu menulis proposal untuk

berbagai acara. Misalnya saja acara peringatan Maulid Nabi, Kenaikan

Isa Almasih, atau yang lain. Dalam acara-acara keagamaan tersebut

dibutuhkan pengkhotbah untuk mengisi acara tersebut. Nama pengisi

acara harus dicantumkan dalam sebuah proposal kegiatan. Pengkhotbah

akan memberikan khotbah keagamaan pada acara tersebut. Apakah

Anda sudah paham tentang khotbah?

Pada pelajaran kali ini Anda akan mempelajari khotbah. Khotbah

merupakan salah satu jenis pidato yang bersifat persuasif. Karena

sifatnya ini, khotbah berbeda dengan sambutan. Tujuannya

mendorong pendengar agar mempunyai semangat dan keyakinan

terhadap materi yang disampaikan oleh pengkhotbah.

Lakukan kegiatan berikut ini!

1.

Guru atau seorang teman Anda akan membacakan contoh khotbah

berikut ini. Dengarkan dengan saksama!

2.

Sambil mendengarkan, catatlah pokok-pokok isi khotbah!

3.

Benahilah catatan-catatan tersebut supaya menjadi beberapa

kalimat!

4.

Gunakan pembenahan catatan tersebut untuk membuat ringkasan

khotbah!

5.

Ungkapkan secara lisan ringkasan khotbah tadi kepada teman

sebangku Anda!

Tugas Rumah

Bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam agama dan kepercayaan.

Pada perayaan agama tertentu ada yang menyajikan khotbah.

Dengarkan dan catatlah khotbah tersebut. Buatlah ringkasannya.

Kemudian kumpulkan hasilnya kepada guru Anda!

7

Teks Mendengarkan (halaman 179)

59

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Kreativitas dapat diwujudkan dalam karya, misalnya karang-mengarang

bidang sastra. Keberadaan sastra Indonesia terutama prosa fiksi sangat

melimpah. Apakah Anda sudah ikut andil peran di dalamnya?

Pada Pelajaran III Anda sudah mempelajari seluk-beluk wawancara. Pada

pelajaran ini Anda akan dibiasakan lagi, tetapi dengan tema berbeda, yaitu

seputar penciptaan sastra yang ditulis kaum wanita. Masih ingatkah Anda

tentang langkah-langkah menentukan pokok-pokok isi wawancara?

A.

Pahami kutipan teks wawancara berikut ini!

Menjelaskan Hasil Wawancara

Anda akan menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber

terhadap topik tertentu.

Jurnal Perempuan (JP) : Bagaimana menurut Anda proses perjalanan sastra

perempuan kita?

Melani Budianta (MB)

: Kita harus me

lihat bahwa sastra adalah suatu

kegiatan tulis-menulis kreatif yang disosialisasikan

melalui media ke masyarakat umum. Lalu mengapa

masalah perempuan dipersoalkan? Di berbagai

negara ada gejala umum kurang terekamnya

kegiatan tulis-menulis perempuan dalam sejarah

kesusastraan baik dalam bentuk publikasi formal

maupun yang diakui oleh kritikus sastra. Padahal

banyak perempuan yang sangat aktif di bidang ini.

Di sinilah muncul pertanyaan tentang apa yang

menjadi kendala. Jikalau para perempuan

memproduksi karya sastra, apakah berbeda

dengan yang ditulis oleh laki-laki? Memang ada

kendala-kendala yang bersifat kultural maupun

sosial sehingga aktivitas kesenian kesusastraan

perempuan ini kurang terekam. Kendala-kendala

itu berkaitan dengan kondisi perempuan di dalam

masyarakat secara umum. Misalnya, perempuan

berteater dalam zaman dan konteks masyarakat

tertentu secara normatif tidak bisa diterima. Dalam

kesusastraan Amerika tahun 1980-an, banyak

sekali perempuan berperan aktif menulis dan

mempublikasikan karyanya di media massa. Akan

tetapi, sejarah sastra tahun 1960-an hanya

merekam sastrawan laki-laki. Mengapa?

JP

: Bagaimana dengan keberadaan para penulis

perempuan muda kita?

MB

: Memang mulai muncul penulis-penulis perempuan

muda dengan variasi gaya yang sangat menonjol

dengan pembaca yang juga berbeda-beda. Ini hal

yang sangat positif, mungkin karena anak-anak

muda ini hidup di generasi yang tidak terlalu

terhambat masalah gender, Atau adanya

kebebasan ruang ekspresi seperti teknologi dan

kehidupan yang kosmopolit.

60

Pelajaran V Berpikir Kreatif

JP

: Kalau kita lihat Ayu Utami, Dewi Lestari, Fira Basuki,

Djenar Mahesa Ayu, Dinar Rahayu, dan penulis

perempuan lainnya, ada satu titik tentang seksualitas

perempuan yang menjadi tema pokok. Tanggapan

Anda?

MB

: Itu hal yang wajar karena perempuan mempunyai

hak atas tubuhnya sendiri. Tubuh perempuan bukan

sesuatu yang tabu tetapi sesuatu yang positif.

Bukankah perempuan mempunyai hak untuk

mengapresiasi tubuhnya sendiri?

JP

: Mengapa harus dimulai dari tubuh?

MB

: Karena tubuh bagian yang paling dekat dengan

perempuan. Dalam wacana-wacana lama, fungsi

seksualitas perempuan dekat dengan melahirkan

anak atau mereproduksi dan kemudian hidupnya

diabadikan untuk membesarkan anak. Jadi

perempuan cenderung tidak memiliki hak atas

dirinya sendiri. Gerakan perempuan sudah

menunjukkan bahwa semua orang berhak atas

tubuhnya. Perempuan juga berhak atas kesehatan

dan kenikmatan tubuhnya sendiri. Mungkin ini

menjadi baru ketika biasanya begitu sopan santun

terjaga sehingga sedikit mengejutkan, barangkali.

Tapi buat negara-negara tertentu hal ini sudah lama

terjadi.

JP

: Adakah perbedaan penulisan seksualitas

perempuan yang ditulis laki-laki dengan penulisan

seksualitas perempuan yang ditulis perempuan?

MB

: Sebetulnya ini perlu penelitian tersendiri. Begitu

jelas dalam novel-novel umum yang lebih

menonjolkan perspektif laki-laki. Novel-novel

tersebut lebih memunculkan perempuan sebagai

objek atau korban. Tentu menjadi berbeda dengan

perspektif perempuan bahwa perempuan memiliki

hak atas seksualitas dirinya sendiri.

JP

: Banyak anggapan penulis perempuan akan terkenal

jika di bawah bayang-bayang penulis laki-laki yang

sudah terkenal.

MB

: Itu masih mempertanyakan dan meragukan

kemampuan seorang pengarang perempuan.

Barangkali ada anggapan itu karena kehebatan

seorang laki-laki di belakangnya.

JP

: Apa itu proses ketidakadilan?

MB

: Ya, dalam tatanan yang masih besar, artinya akan

selalu harus dihadapi.

JP

: Bagaimana dengan adanya kecurigaan tentang

menonjolnya penulis perempuan karena cantik

sebagai objek dari budaya massa?

MB

: Definisi kecantikan banyak sekali. Apakah

kemudian perempuan dipakai atau memakai

budaya massa yang memang mempunyai konsep-

konsep tertentu dan kemudian menjadi sarana

promosi? Itu hal lain. Kita tahu Dewi Lestari sangat

bisa memanfaatkan promosi publikasi.

. . . .

Sumber: www.yjp.or.id

61

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

B.

Kerjakan secara individu!

1. Tentukan topik kutipan wawancara antara wartawan

Jurnal

Perempuan (JP)

dan Melani Budianta (MB) tersebut!

2. Catatlah pokok-pokok hasil kutipan wawancara tersebut!

3. Berdasarkan catatan Anda tadi, buatlah rangkumannya dengan

kalimat-kalimat yang efektif!

C.

Kerjakan secara kelompok!

1. Bentuklah beberapa kelompok diskusi di kelas Anda!

2. Ungkapkan secara lisan hasil rangkuman Anda dalam kelompok

masing-masing!

3. Usahakan secara bergantian! Setiap anggota kelompok diskusi

mendapat jatah untuk berbicara.

4. Buatlah rangkuman baru berdasarkan musyawarah setiap kelompok

diskusi!

5. Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda!

Menemukan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel

Anda akan menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia

atau novel terjemahan.

Novel merupakan salah satu wujud karya kreatif di bidang prosa fiksi.

Novel menjadi cerita utuh karena dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur pembangun cerita dari dalam disebut intrinsik, sedangkan unsur

pembangun cerita dari luar disebut ekstrinsik.

Anda sudah mempelajari dua unsur ini pada Pelajaran II (tentang hikayat).

Coba, pahami kembali! Pada pelajaran kali ini Anda akan menganalisis unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan novel terjemahan. Sebagai analisis

dasar, bacalah kutipan novel berikut dengan saksama!

Kutipan novel Indonesia

Ia takkan lupakan upacara pemberian nama itu,

yang ditutup dengan:

”Dengan namamu yang baru, Arok, Sang

Pembangun, kau adalah garuda harapan kaum brahmana.”

Arok masih tetap berlutut. Malam semakin sunyi

diselingi gelepar kalong menyerbui tajuk pepohonan

buah.

”Garuda harapan kaum brahmana,” Ia mengulangi

pelan.

”Para dewa tidak tunjukkan padamu untuk jadi

talapuan.”

”Para dewa tiada tunjukkan pada sahaya untuk

jadi talapuan,” ulangnya lagi.

”Kau akan kembalikan cakrawarti Bathara Guru

Sang Mahadewa Syiwa.”

”Kembalikan cakrawarti Bathara Guru Sang

Mahadewa Syiwa.”

”Kembalikan keseimbangan Jagad Pramudita.”

”Kembalikan keseimbangan Jagad Pramudita.”

”Hari sudah larut, Arok. Kembali kau. Bersamadi

kau sampaikan terimakasih. Jangan tinggalkan rumah.

Besok akan kujemput kau dan akan kubawa,” dan

dengan itu ia usap ubun-ubun Arok yang tiada berdestar,

dengan dua belah tangan memegangi bahu bidang

pemuda itu dan menariknya berdiri, kemudian ia sendiri

tertatih-tatih pergi . . . .

Sore ini mereka berdua masih juga dalam

perjalanan. Guru itu di depan. Ia di belakangnya dengan

tongkat tangkai tombak pada pundak memikul

bungkusan barang keperluan gurunya dalam kain biru.

Hanya kadang ia perhatikan kaki tua gurunya yang

berterompah tapas itu telah jadi kuning coklat karena

lebu jalanan. Ia heran mengapa kaki tua itu belum juga

lelah. Dan baru sekali ini ia saksikan guru itu

menempuh perjalanan sejauh itu.

Tekad Kaum Brahmana

62

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Perhatiannya lebih tertarik pada kelilingnya

gunung-gemunung yang serasa tiada kan habis-

habisnya, berlarih-lapis menyintuh langit. Jalanan

negeri sudah lama ditinggalkan. Juga jalanan desa.

Sekarang memasuki yang kurang terawat, yang juga

menarik perhatiannya. Ia simak dan pelajari selintas

bekas-bekas manusia dan binatang, menaksir kapan

kiranya mereka melalui terakhir kali. Juga ranting-

ranting di atasnya, apakah patah karena terinjak atau

karena jatuh dari dahan, atau memang karena sudah

terlalu lama terkapar di udara terbuka. Juga tapak

kaki yang tertinggal pada botakan jalanan ia taksir

berat yang meninggalkannya. Juga suara angin dan

suara tambahan di dalamnya. Juga warna-warni di

hutan sekelilingnya.

Parang pada pinggang tak pernah dirasakannya.

Alat itu telah menjadi bagian dari tubuhnya sendiri.

Parang pilihan, pemberian pemuda-pemuda Pangkur

padanya, sebagai tanda pengakuan untuk pimpinan

tertinggi. Ia tahu betul siapa pemilik terdahulu dari

parang langsing itu, dan ia tak mau mengenang-

kannya. Kalau ia teringat pada pemuda-pemuda itu

dengan sendirinya tangannya menggagapi pundi-

pundi yang tersembunyi di balik ikat pinggang. Di

dalamnya tersimpan sekeping mata uang emas

dengan gambar seorang lelaki berhidung sangat

mancung, tanpa badan, hanya sampai dasar leher.

Bila seorang diri kadang ia memandanginya dan

mengherani mengapa ia tak dapat membaca tulisan

tertera di bawahnya.

Dang Hyang Lohgawe belum juga mengatakan

hendak ke mana.

Ia tahu jalan yang ditempuhnya ini menuju ke

Gunung Kawi.

Sampai di bawah pohon asam hutan orang tua itu

baru berhenti. Buru-buru Arok menghampiri, mengambil

bungkusan pada ujung tongkat tombak dan

membukanya di hadapan gurunya. Dari suatu jarak ia

perhatikan Lohgawe makan sekepal ketan dengan

daging serbuk, kemudian minum tiga-empat teguk air

enau dari kalabasa yang terbuat dari buah labu bungkik.

Ia tahu apa hendak diperbuat selanjutnya: menyorong

sisa makan dan menyuruhnya menghabiskannya.

Dan Arok menghabiskan sisa gurunya.

”Matari telah tenggelam,” katanya.

”Ya, Bapa.”

”Kita akan sampai tepat pada waktunya.”

”Barangkah lebih cepat, Bapa.”

”Lebih baik. Mungkin agak terlambat sedikit.

Rasa-rasanya semakin pendek dan pelan juga

langkahku.”

”Cukup panjang dan cepat, Bapa.”

Mereka duduk diam-diam. Burung-burung ramai

berkicau di seluruh hutan. Guru itu mengamat-amati

tongkat penolak-ularnya yang berlebu, kemudian

menyekanya dengan selembar luruhan daun kering.

”Hari ini kaubawa pergi. Tahu ke mana?”

”Tidak, ya, Bapa. Mungkinkan ke Kawi?”

”Ya, ke Kawi. Tahu untuk apa?”

”Tidak, ya, Bapa. Barangtentu untuk keperluan

sangat penting, ya, Bapa.”

”Setidak-tidaknya juga untuk kepentinganmu

sendiri sebagai garuda kaum brahmana. Ada kau

dengar karunia yang dijanjikan oleh Tunggul

Ametung?”

”Dengar, Bapa.”

”Siapa mampu menangkap kau?” ia mendesis.

”Karunia apa itu. emas lima puluh saga dan perak

seratus lima puluh catak! Dibandingkan dengan

karunia yang pernah diberikan oleh Sri Erlangga, uh,

itu bukan karunia, sama dengan tulang dilemparkan

pada anjing kelaparan. Sri Erlangga memang

pemurah, pengasih dan penyayang. Semua

keturunannya hampir-hampir tak ada yang seperti ia.

Apalagi Sri Kretajaya. Biarpun begitu . . . .”

Arok hafal betul akan sambungannya:

”Dia bukan guru terbaik untukmu. Kaum

brahmana dari Mataram telah mengangkatnya jadi

raja. Tahun berapa itu, Arok?”

”Sembilah ratus tiga puluh dua, ya, Bapa.”

”Ya, duaratus sepuluh tahun yang lalu. Dialah

justru orang pertama-tama yang mengkhianati kita,

mengkhianati bapa mertua sendiri, Sri Teguh

Dharmawangsa. Memang dia yang membangunkan

kembali Mendang, menjadilah Kahuripan. Tetapi dialah

yang memungguni Mahadewa Syiwa, merusak tata

jagad Pramudita. Keturunannya tak ada yang lebih

baik, kataku. Sri Baginda Kretajaya setia pada

pengkhianatan itu. Apa katamu, garudaku?”

”Tata Jagad Pramudita harus dipulihkan, ya, Bapa.”

”Ya, kau ingin menjoloknya. Ah, murid yang tahu

kehendak para dewa, tidak percuma kau berguru

padaku. Tidak percuma kubenarkan kau

meningkatkan diri dari sudra jadi satria. Juga kau bisa

jadi brahmana mulia. Ada sepenuh syarat padamu

sudra-satria-brahmana ada dalam dirimu. Kaulah

kesatuan indah, takkan terjadi sekali dalam seratus

tahun.”

Ia tak bicara lagi, berdiri dan mulai meneruskan

perjalanan, langsung menuju ke Gunung Kawi.

Jalan itu turun naik, gelap oleh payungan

pepohonan.

63

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Arok berpikir keras tentang maksud gurunya.

Bukan tanpa maksud ia mengajaknya bicara. Ia

menduga-duga, barangkali ia hendak diajak

bersamadhi bersama di sesuatu tempat suci. Seorang

brahmana, telah tua pula. tak mungkin meninggalkan

pedepokan, menempuh jarak begitu jauh, tanpa

terpanggil oleh sesuatu yang terlalu penting.

Makin gelap dan makin gelap.

”Belumkah Bapa memerlukan penerangan?”

Dang Hyang Lohgawe berhenti, memberi

kesempatan pada arok untuk menyalakan obor damar.

Kini mereka berjalan berjajar. Arok di kiri dengan obor

di tangan kiri.

Berjalan lambat-lambat begini ia jajarkan kembali

pengetahuannya yang sedikit tentang mahagurunya .

. . . .

Sumber:

Arok Dedes

, Pramoedya Ananta Toer,

Hasta Mitra, Yogyakarta, 1999

. . . .

Paman saya tidak muda lagi. Ia jauh lebih tua

dari saya. Ia sering bepergian ke Kairo seorang diri,

belajar di El Azhar, dan kuliah di saat saya masih

seorang bocah kecil yang belum pandai membaca

atau menulis. Paman akan menyuruh saya memegang

sebuah kapur tulis dan menyuruh saya menulis di

atas sebuah batu tulis:

Alif, Ba, Jim, Dal

, . . . . Kadang-

kadang ia menyuruh saya mengulang untuk

menirukannya: ”

Alif

tak punya tanda apa-apa di

atasnya.

Ba

diberi titik di bawahnya,

Jim

diberi titik di

tengahnya,

Dal

sama sekali tak punya apa-apa.” Ia

akan menganggukkan kepalanya ketika membaca

sajak dari seribu sajak karya Ibn Malik, seakan-akan

ia sedang membaca Alquran, dan saya akan

mengulang menyebutkan setiap huruf menirukannya,

dan menganggukkan kepala saya juga.

Waktu musim liburan telah usai, paman akan

menunggang keledai, dan berangkatlah ia menuju

Stasiun Kereta Api Delta. Saya mengikutinya di

belakang sambil membawa keranjang yang besar, penuh

dengan telur, keju dan bermacam-macam roti, ditutup

oleh buku-buku dan pakaiannya. Sepanjang perjalanan,

sampai tiba di stasiun kereta api, paman tidak henti-

hentinya menceritakan kepada saya tentang bilik

tempat tinggalnya di ujung jalan Muhammad Ali di dekat

Benteng, tentang El Azhar, Lapangan Ataba, trem;

orang-orang yang tinggal di Kairo. Pada saat-saat

tertentu ia akan menyanyi dengan suara yang merdu,

badannya berlenggak-lenggok mengikuti gerakan

keledai yang ditungganginya.

”Kubuang dikau bukan di laut lepas.

Tapi di tanah kering yang kau tinggalkan padaku.

Kutukar dikau bukan dengan emas gemerlapan.

Tapi dengan jerami tak berharga kau jual padaku.

Ah, malam-malamku yang panjang.

Ah, mataku, Ah.”

Ketika paman naik ke atas kereta api, dan

mengucapkan selamat tinggal, saya menangis dan

merengek supaya dia membawa saya bersamanya

ke Kairo. Tetapi paman bertanya, ”Apakah yang akan

kau perbuat di Kairo, Firdaus?”

Lalu saya menjawab: ”Saya ingin ke El Azhar

dan belajar seperti Paman.”

Kemudian ia tertawa dan menjelaskan bahwa El

Azhar hanya untuk kaum pria saja. Lalu saya

menangis, dan memegang tangannya, sementara

kereta api mulai bergerak maju. Tetapi ia menarik

tangannya dengan sekuat tenaga dan secara tiba-

tiba sehingga saya jatuh tertelungkup.

A.

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. Analisislah unsur intrinsik dari kutipan novel

Arok Dedes

tersebut!

Ingatlah bahwa unsur intrinsik novel meliputi tema, latar, tokoh dan

penokohan, alur, amanat, dan sudut pandang.

2. Analisislah unsur ekstrinsik dari kutipan novel

Arok Dedes

tersebut!

Ingatlah bahwa unsur ekstrinsik novel meliputi latar belakang

pengarang (biografi atau autobiografi), aspek sosial budaya (adat-

istiadat), nilai etika, nilai moral, nilai religi, nilai edukasi, ataupun nilai

historis.

Kutipan novel terjemahan

64

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Maka saya kembali pulang dengan kepala

tertunduk, merenungi bentuk jari kaki saya, sambil di

jalan desa, merenungi diri sendiri, sementara bermacam-

macam pertanyaan berkecamuk di dalam benak saya.

Siapakah saya? Siapakah ayah saya? Apakah saya

akan menghabiskan hidup saya dengan mengumpulkan

kotoran ternak, menjunjung pupuk di atas kepala,

membuat adonan tepung, dan memanggang roti?

Kembali di rumah ayah, saya memandang dengan

hampa pada tembok-tembok dari tanah liat, bagaikan

orang asing yang belum pernah masuk ke tempat

ini.

Saya melihat sekeliling hampir-hampir keheranan,

seakan-akan saya tidak lahir di situ, tetapi tiba-tiba

terjatuh dari langit, atau muncul entah dari mana dari

dalam perut bumi, menemukan diri saya di suatu

tempat di mana saya tidak termasuk di rumah yang

bukan milik saya, lahir dari seorang ayah yang bukan

ayah saya, dan dari seorang ibu yang bukan ibu saya.

Apakah itu karena cerita paman tentang kota Kairo,

tentang rakyat penghuni kota itu yang telah mengubah

saya? Apakah saya benar-benar anak perempuan ibu

saya, apakah ibu saya seorang yang lain pula? Apakah

saya dilahirkan sebagai anak ibu saya dan berubah

menjadi seorang yang lain? Ataukah ibu saya telah

mengubah dirinya menjadi seorang perempuan lain

yang sangat mirip dengannya, sehingga saya tidak

dapat melihat perbedaannya?

Saya berusaha untuk mengingat kembali

bagaimana rupa ibu saya ketika pertama kali saya

melihatnya. Saya dapat mengingat dua mata.

Khususnya saya dapat mengingat matanya. Saya

tidak dapat melukiskan warna atau bentuk matanya.

Itu adalah mata yang saya pandang. Itu adalah mata

yang sedang mengamati saya. Sekalipun saya

menghilang dari pandangannya, mata itu dapat

melihat saya, dan membuntuti saya ke mana pun

saya pergi, sehingga bila saya tertatih-tatih ketika

belajar jalan, mata itu akan menahan saya.

Setiap kali saya berusaha untuk jalan, saya

terjatuh. Suatu kekuatan seakan-akan mendorong

saya dari belakang, sehingga jatuh ke depan, atau

suatu beban dari depan seakan-akan bersandar pada

tubuh saya sehingga saya jatuh ke belakang.

Sesuatu seperti tekanan udara yang ingin

meremukkan saya; sesuatu seperti daya tarik bumi

yang berusaha untuk menelan saya masuk ke

dalamnya. Dan di tengah-tengahnya, di situlah saya

berada, berjuang, menegangkan lengan dan kaki

saya dalam usaha untuk berdiri tegak. Tetapi saya

tetap jatuh, terpukul oleh kekuatan yang saling

bertentangan, yang tetap mendorong saya ke jurusan

yang berbeda-beda, . . . . (hlm. 21–24)

Sumber:

Perempuan di Titik Nol

, Nawal el-Saadawi, Yayasan

Obor Indonesia, 2002

B.

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. Analisislah unsur intrinsik dari kutipan novel terjemahan

Perempuan

di Titik Nol

tersebut!

2. Analisislah juga unsur ekstrinsiknya!

C.

Bandingkan hasil analisis novel Indonesia tersebut dengan analisis novel

terjemahan!

Anda dapat mencari fokus persamaan dan perbedaannya, cara atau teknik

penceritaan, proses tokoh berpikir, ataupun gaya bahasa.

D.

Coba, pahamilah novel Saman dan Perempuan di Titik Nol secara utuh atau

lengkap. Kemudian diskusikan dua novel tersebut di kelas Anda!

Menulis Proposal

Anda akan menulis proposal untuk berbagai keperluan.

Baru saja Anda mendiskusikan seluk-beluk kreativitas dalam dunia sastra

Indonesia, khususnya tentang penulisan fiksi (novel) dari kaum wanita. Ada

simpulan sederhana yang menyatakan bahwa penulisan kreatif menjadi

prospek yang menjanjikan sekaligus tantangan bagi para remaja. Apakah

Anda tertarik menjadi penulis kreatif? Bagaimana caranya? Salah satu cara

yang baik dan ilmiah yaitu mengadakan seminar atau pelatihan tentang proses

kreatif. Demi pelaksanaan acara seminar atau pelatihan tersebut, Anda harus

membentuk panitia dan membuat proposal (usulan kegiatan).

65

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Apa dan bagaimana proposal itu? Anda pernah mempelajari dan

membuat proposal. Masih ingatkah Anda akan hal-ihwal proposal?

Bukalah Pelajaran II yang memuat contoh proposal. Kemudian, kerjakan

latihan berikut!

1. Apakah judul proposal tersebut?

2. Sebutkanlah prinsip-prinsip proposal.

3. Kegiatan apakah yang diusulkan pada proposal tersebut?

Lakukan kegiatan berikut ini!

A.

Kerjakan secara berpasangan!

1. Kerjakan dengan teman sebangku Anda!

Buatlah proposal kegiatan untuk kegiatan penulisan kreatif di sekolah

Anda. Topiknya ”Menulis Kreatif untuk Penulis Pemula: Orientasi

Buku, Media Massa Cetak, dan Internet”.

2. Tentukan sistematika proposal berdasarkan topik tersebut!

3. Susunlah sebuah proposal sesuai dengan topik dan sistematika tersebut!

B.

Kerjakan secara berkelompok!

1. Bentuklah kelompok kecil yang beranggotakan empat orang!

2. Tukarkan proposal pasangan Anda dengan proposal pasangan lain

dalam kelompok kecil tadi!

3. Bahaslah proposal tersebut!

Anda dapat membenahi dari segi bahasa, isi, ataupun teknik penyajian.

Komentar, koreksi, atau tanggapan ini diharapkan menjadi saran dan

masukan demi perbaikan.

4. Tukarkan kembali proposal tersebut!

5. Benahi atau susun kembali proposal Anda sehingga menjadi layaknya

proposal yang siap saji!

6. Kumpulkan proposal tersebut kepada guru Anda!

Preposisi

kecuali

dan

selain

Anda sudah membuat proposal tentang pelatihan di sekolah. Apakah

Anda menggunakan preposisi

kecuali

atau

selain

dalam beberapa kalimat?

Coba, cermati kembali!

Preposisi atau kata depan

kecuali

dan

selain

termasuk kata penghubung

tunggal. Dalam pemakaiannya,

kecuali

dapat digantikan dengan

selain

.

Contoh:

1. Ada beberapa guru yang tampak begitu tidak acuh terhadap acara

pelatihan penulisan kreatif, kecuali guru pembina OSIS dan KIR.

2. Selain guru pembina OSIS dan KIR, ada beberapa guru yang tampak

begitu tidak acuh terhadap acara pelatihan penulisan kreatif.

Sumber:

Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia

, Harimurti Kridalaksana,

Jakarta, 1986

C.

Buatlah kalimat dengan ketentuan berikut ini!

1. Tiga kalimat menggunakan preposisi

kecuali

.

2. Tiga kalimat menggunakan preposisi

selain

.

Setelah selesai, gantilah preposisi

kecuali

dengan preposisi

selain

atau

sebaliknya.

66

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Dalam kegiatan kerohanian diperlukan pengisi acara yang harus

dicantumkan dalam proposal. Pengisi acara tersebut disebut pengkhotbah.

Pengkhotbah akan memberikan khotbah pada acara kerohanian. Jadi khotbah

selalu berhubungan dengan kerohanian. Tujuan khotbah yaitu mengajak dan

mengingatkan umat untuk selalu taat pada Tuhan serta menjalankan dan

menjauhi larangan-Nya.

Berpikir kreatif untuk mewujudkan karya yang kreatif merupakan

dambaan setiap orang. Karya yang kreatif dapat dilakukan di segala bidang

kehidupan misalnya, dunia sastra. Sekarang ini banyak penciptaan karya

sastra baru yang ditulis wanita. Karya sastra baru tersebut berwujud novel

yang bertema feminis. Informasi ini dapat Anda ketahui dari wawancara

yang dilakukan seorang wartawan dengan Melani Budianta. Setelah

memahami wawancara tersebut, dapatkah Anda menjelaskan hasil

wawancaranya? Hasil wawancaranya dapat Anda jelaskan dengan terlebih

dahulu menentukan pokok-pokok isi wawancara. Kemudian, pokok-pokok

isi wawancara tersebut Anda rangkum dalam beberapa kalimat. Hasil

rangkuman tersebut dapat Anda sampaikan kepada orang lain. Sampaikan

secara jelas isi dari wawancara tersebut.

Karya sastra hasil penulisan kreatif antara lain cerpen, novel, esai, puisi,

dan lain sebagainya. Novel merupakan wujud karya kreatif yang berkembang

dengan pesat. Banyak novelis-novelis baru yang berpikir kreatif untuk

menghasilkan karya yang kreatif. Novel-novel tersebut merupakan karya novelis

Indonesia dan novelis asing. Novel dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik,

unsur intrinsik meliputi tema, latar, tokoh, dan penokohan, alur, amanat, dan

sudut pandang. Sementara itu, unsur ekstrinsik meliputi biografi/autobiografi,

aspek sosial budaya, nilai etika, nilai moral, nilai religi, nilai edukasi ataupun

nilai historis.

Menulis di bidang sastra merupakan sarana pelatihan menulis kreatif bentuk

fiksi. Sarana pelatihan menulis kreatif bentuk nonfiksi dapat Anda lakukan

dengan belajar menulis proposal. Anda harus memerhatikan unsur-unsur

proposal pada saat berlatih menulis proposal. Unsur-unsur proposal meliputi

pendahuluan (latar belakang masalah), masalah (perumusan masalah), tujuan,

sasaran, pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, anggaran, dan penutup. Anda

harus menggunakan bahasa baku dalam penulisan proposal. Karena proposal

merupakan salah satu bentuk karya ilmiah. Anda harus mampu menulis

proposal untuk berbagai kegiatan. Baik kegiatan sosial, kemanusiaan, maupun

olahraga. Kegiatan kerohanian juga memerlukan sebuah proposal kegiatan.

Misalnya peringatan Maulid Nabi, Kenaikan Isa Almasih, Nyepi, ataupun yang

lain.

Rangkuman

Refleksi

Anda telah mempelajari beberapa kompetensi. Semua kompetensi sudah

Anda pelajari dari bab ini. Namun, apakah Anda sudah menguasai semuanya?

67

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. . . . .

Datang sengaja terlambat, Karen dan Kahn suaminya, Jeffrey,

berjalan bergegas-gegas diiringi hujanan lampu kilat para wartawan

dan masuk ke Waldrf Astoria Hotel di Park Avenue. Karen merasa,

saat itu, ia memiliki segalanya. Malam ini akan berlangsung pesta

penyerahan penghargaan tahunan sekaligus malam dana yang

diadakan oleh Oakly Foundation . . . .

Dikutip dari:

Fashionable Late

, Olivia Goldsmith, atau

Setelah Cinta Pergi

, terjemahan Monica D.C.

Nilai kehidupan yang tergambar dalam kutipan tersebut yaitu . . . .

a. sesorang yang ’gila’ hormat

b.

penghargaan atas suatu karya

c.

kerukunan suami istri

d. kerja keras yang membuahkan hasil positif

e.

seseorang yang senang disanjung

2.

. . . .

Beberapa minggu kemudian Maya Elisa dan Anwar Rahim

merayakan acara pernikahan dengan penuh bahagia dan sukacita. Para

tamu undangan semua mengucapkan selamat dan memberikan doa

restu pada mereka berdua, tanpa terkecuali Syamis Al-Syamiri. Meski

Nauval Rafiq tidak bisa hadir dalam acara pernikahan itu, namun dia

sudah merasa bahagia karena wanita yang dia cintai telah menemukan

pengganti. Dia hanya mengirimkan sebuah bingkisan . . . .

Dikutip dari:

Air Mata Cinta

, Ahmad Mufid A.R., Ar-Ruzz Yogyakarta, 2004

Nilai kehidupan yang tampak dalam kutipan novel tersebut yaitu . . . .

a.

hidup berkeluarga

b.

persahabatan antarteman

c.

kepasrahan seseorang terhadap nasib hidupnya

d. memberikan bingkisan kepada orang yang dicintai

e.

memberikan doa restu kepada teman

Evaluasi Pelajaran V

Cobalah Anda mengeceknya dengan mengerjakan soal-soal ini.

1. Sudahkan Anda memahami dan melaksanakan imbauan dari khotbah

yang Anda dengarkan?

2. Apakah teman Anda atau orang lain memahami hasil wawancara yang

Anda sampaikan? Jika mereka paham, berarti Anda berhasil menjelaskan

isi wawancara.

3. Novel apa yang Anda baca? Tunjukkanlah perilaku tokoh yang dapat

Anda teladani! Apakah Anda sudah melakukannya?

4. Apakah Anda sudah melaksanakan dengan baik sebuah kegiatan yang

tertuang dalam proposal?

68

Pelajaran V Berpikir Kreatif

3. Dalam kutipan novel pada soal nomor 2, tokoh yang berhati besar

yaitu . . . .

a.

Maya Elisa

b.

Anwar Rahim

c.

Syamis Al-Syamiri

d. Nauval Rafiq

e.

Maya Elisa dan Anwar Rahim

4. Narasumber : Sampah-sampah yang hendak diproses dipisahkan

antara sampah organik dan anorganik. Sampah-

sampah itu hendaknya berukuran minimal sekepalan

tangan. Tahap kedua adalah sampah yang sudah

dipisahkan tersebut dimasukkan dalam bak-bak

penampungan menggunakan alat berat.

Keterangan dari narasumber tersebut merupakan jawaban atas

pertanyaan . . .

a. Mengapa perlu dilakukan pengolahan sampah dengan teknologi

baru?

b. Bagaimana cara mengelola sampah dengan teknologi ini?

c.

Berapa persenkah masalah sampah dapat tertanggulangi dengan

cara ini?

d. Siapakah yang memperkenalkan teknologi pengolahan sampah

ini?

e.

Kapan teknologi pengolahan sampah ini mulai dilakukan?

5.

Preposisi

selain

yang digunakan dengan benar terdapat pada kalimat . . .

a.

Bencana di Nias disiarkan di semua stasiun televisi di Indonesia

selain di TVRI.

b. Semua orang terkejut mendengar bencana gempa bumi itu selain

warga Nias.

c.

Selain menyumbang bahan mentah, para pejabat daerah juga

menyumbangkan sejumlah uang.

d. Koordinator Posko Bencana mengatakan selain korban jiwa sudah

semuanya terevakuasi.

e.

Selain korban yang dirawat di rumah sakit sudah semuanya kembali

ke rumah masing-masing.

B.

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1.

Buatlah sebuah proposal. Tentukan sendiri topik atau temanya!

2. Buatlah karangan pendek dengan menggunakan preposisi

kecuali

atau

selain

dalam beberapa kalimatnya!